Detail Produk
JUDUL : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MASTALGIA (BERBAHAN DASAR MENTHA)
PENULIS : Dwi Retna Prihati, SSiT,MSi.Med, Dr. Melyana Nurul Widyawati, SSiT,M.Kes, Apt Pramita Yuli Pratiwi, MSc
Intan Nugraheni Hasanah, SSiT,M.Kes, Lutfiana Puspitasari, SST,M.Kes
SINOPSIS:
Mastalgia (Nyeri payudara) dialami 50-80% perempuan (Santen RJ, Mansel R, 2005). Sekitar 15-20% kasus termasuk dalam klasifikasi mastalgia sedang sampai berat. Mastalgia menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari, dan membutuhkan pengobatan (Schaefer C and Lawrence R.A., 2015). Mastalgia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti aktivitas seksual (48%), fisik (37%), sosial (12%), aktivitas di sekolah dan tempat kerja (8%) (Smith RL, Pruthi S, Fitzpatrick LA, 2004). Salah satu penyebab mastalgia adalah pembengkakan payudara. Maltalgia akibat pembengkakan payudara adalah masalah umum yang timbul pada awal periode menyusui (Smriti Arora, Vatsla Dadhwal, Manju Vatsa, 2008). Pembengkakan payudara adalah kondisi fisiologis akibat peningkatan volume air susu ibu yang tiba-tiba, limfatik dan kongesti vaskular, serta edema interstisial selama dua minggu pertama setelah melahirkan (Woolridge M,1986). Penyebab lain yaitu penyempitan ductus blatiferus pada payudara ibu, bayi belum mampu menyusu dengan baik, ibu memiliki lecet putting, dan adanya kelainan putting susu misalnya putting susu datar, terbenam dan cekung sehingga proses laktasi terganggu akibatnya payudara tidak dapat dikosongkan dengan sempurna (Sofiana, Rezi, 2021). Aktivitas hormonal berhubungan dengan meningkatnya sensitivitas jaringan payudara terhadap estrogen dan kemungkinan berhubungan dengan meningkatnya kadar prolactin (Katrine, Wisnu Christanti, 2018). Ketidakseimbangan sistem hormonal saat nifas salah satu kunci penyebab terjadinya mastalgia, yaitu berupa: relative hyperoestrogenism, menurunnya produksi progesteron, dan hyperprolactinemia (Sofiana, V.P., 2017). Cairan yang menumpuk dan menyumbat duktus kemudian menyebabkan terjadinya ulserasi pada dinding ductus sehingga terjadi inflamasi dan menimbulkan rasa nyeri (Yulianhar, R.P., 2009).