PENCEGAHAN STUNTING SEJAK REMAJA DENGAN MAKANAN OLAHAN TEPUNG DAUN KELOR, SINGKONG DAN LELE

Kategori: Kesehatan,Lainnya | Dilihat: 139 Kali
Harga: Rp 87.000
Tambah ke Wishlist

Pemesanan Juga dapat melalui :

Kode Produk: PTMG 955

Stok: Stok Tersedia

Berat: -

Sejak: 26-09-2024

Detail Produk

JUDUL : PENCEGAHAN STUNTING SEJAK REMAJA DENGAN MAKANAN OLAHAN TEPUNG DAUN KELOR, SINGKONG DAN LELE

PENULIS : Triwik Sri Mulati, M.Mid | Susilo Wirawan, SKM, MPH | Titik Lestari, S.Kep.Ns., M.Sc | Dyah Noviawati Setya Arum,  S.Si.T, Bdn, M.Keb | Dr. Sri Wahyuni, M.Mid | Lutfiana Puspitasari, SSiT, Bdn, MPH | Yuniar Indo Masadi, SKM | Muftikha Khoiri Rahmawati, A.Md | Lilis Setyaningsih, S.Tr.Gz | Dina Fadilah, S.Tr.Gz

HALAMAN: vi,78

UKURAN: 23cm x 15,5cm

SINOPIS:

Bab I : Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang kurang dari minus dua dan kurang dari minus tiga standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal
Bab II: Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi. Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm.
Bab III: Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah dalam darah. (WHO,2015). National Institute of Health(NIH) Amerika 2011 menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah yang cukup
Bab IV: Kelor dikenal di berbagai daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda seperti Kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Maronggih (Madura), Moltong (Flores), Keloro (Bugis), Ongge (Bima), dan Hau fo (Timur). Kelor termasuk ke dalam famili Moringaceae yang memiliki daun berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai (Tilong 2012). Tumbuhan kelor memiliki rasa agak pahit, bersifat netral, dan tidak beracun (Hariana, 2008). Manfaat dari daun kelor antara lain sebagai anti peradangan, hepatitis, memperlancar buang air kecil, dan anti alergi. Daun kelor (Moringa oleifera) banyak digunakan dan dipercaya sebagai obat infeksi, anti bakteri, infeksi saluran urin, luka eksternal, anti- hipersensitif, anti anemik, diabetes , colitis, diare, disentri, dan rematik.
Bab V: Singkong (Manihot utilissima atau Manihot esculenta crantz) yang juga dikenal dengan nama Ketela Pohon atau Ubi Kayu adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiacea. Tapioka adalah nama yang diberikan untuk produk olahan dari akar ubi kayu (cassava). Analisis terhadap akar ubi kayu yang khas mengidentifikasikan kadar air 70%, pati 24%, serat 2%, protein 1% serta komponen lain (mineral, lemak, gula) 3%. Tahapan proses yang digunakan untuk menghasilkan pati tapioka dalam industri adalah pencucian, pengupasan, pemarutan, ekstraksi, penyaringan halus, separasi, pembasahan, dan pengering.
Bab VI: Ikan lele adalah marga (genus) ikan yang hidup di air tawar. Ikan ini mempunyai ciri-ciri khas dengan tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang serta memiliki sejenis kumis yang panjang, mencuat dari sekitar mulutnya.ikan ini sebenarnya terdiri atas berbagai jenis (spesies). Tepung ikan lele merupakan produk yang diolah dari bahan utamnya ikan lele yang dikeringkan dan dihancurkan hingga halus. Pengolahan ikan lele menjadi tepung ikan ini merupakan salah satu usaha dalam pengawetan ikan. Tepung ikan lele mengandung nilai gizi yang tinggi terutama protein didalamnya. Tepung ikan lele kaya akan asam amino esensial khusunya lisin dan metionin. Selain itu tepung ikan lele juga mengandung vitamin B, mineral dan rendah serat.
Bab VII: Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan makanan yang diizikan. Ditinjau dari kandungan gizi, es krim merupakan produk yang kaya kalsium dan protein karena bahan utamanya adalah susu. Kalsium dan protein adalah zat gizi yang dibutuhkan semua usia oleh karena itu es krim dapat dinikmati semua usia. Es krim kelor adalah pembuatan es krim yang komposisinya di tambah dengan daun kelor supaya memiliki kandungan nilai gizi yang tinggi.
Bab VIII: Keripik merupakan salah satu sejenis makan ringan yang berupa irisan tipis dari umbi-umbian, buah-buahan atau sayuran yang digoreng didalam minyak nabati. Untuk mendapatkan hasil rasa yang gurih dan renyah biasanya pembuatan keripik dicampur dengan adonan tepung yang diberi bumbu rempah tertentu. Secara umum keripik dibuat melalui tahap penggorengan, tetapi ada pula dengan hanya melalui penjemuran, atau pengeringan. Keripik dapat berasa dominan asin, pedas, manis, asam, gurih, atau paduan dari semuanya. Keripik memiliki kandungan air yang rendah sehingga tahan untuk disimpan dibandingkan dengan menyimpan bahan baku dalam bentuk segar. Stik merupakan olahan berbahan dasar tepung terigu, telur, mentega dan bahan pelengkap lainnya. Stik merupkan salah satu makanan ringan atau jenis kue kering berbahan dasar tepung terigu yang di goreng. Produk stik sudah banyak beredar dipasaran dan dinikmati oleh berbagai jenis umur karena kerenyahan dan pilihan rasanya. Keripik sik lele adalah pebuatan keripik stik yang komposisinya di tambah dengan ikan lele sehingga memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Bab IX: Cilok adalah makanan ringan menyerupai pentol yang terbuat dari tepung kanji, berasa gurih dan kenyal. Cilok merupakan makanan jajanan (street food) khas Provinsi Jawa Barat, tepatnya dari daerah Bandung, namun sekarang sudah mulai merambah ke daerah-daerah lain. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan cilok, yaitu tepung tapioka, tepung terigu, air, merica/lada, garam, dan bawang putih. Cilok lele adalah pebuatan cilok yang komposisinya di tambah dengan ikan lele sehingga memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Produk Terkait